Dunia Anak yang terlupakan

Untuk teman-teman yang pernah mengalami masa kecil antara akhir tahun 80an sampai pertengahan 90an, masih ingatkah lagu-lagu yang dibawakan oleh Enno Lerian, Bondan Prakoso (kecil), Trio Kwek-kwek, atau Susan & Kak Ria? Kemudian, bagi mereka yang pernah mengalami masa akhir tahun 90an tentu masih ingat lagu-lagu polos khas anak-anak yang dibawakan Joshua, Kiki, dsb. atau zaman orang tua kita kecil tentunya akan ingat nama Adi Bing Slamet.

Kemudian, masihkah kita ingat permainan-permainan yang sering kita mainkan bersama teman-teman lain saat sore menjelang magrib, atau sehabis isya ketika malam terang bulan? Permainan-permainan seperti petak umpet, tak jongkok, tap benteng, galasin, do-mi-ka--do, ular naga panjangnya, dan masih banyak permainan lain yang dalam memainkannya dibutuhkan banyak orang. kalau kita mengingat masa kecil kita, mungkin kita akan tersenyum sendiri membayangkan kepolosanm keluguan, bahkan kebodohan dan kenakalan kita kecil.

kini, mungkin umur kita telah bertambah. Kita sudah bukan anak kecil lagi, kita telah dewasa jika dipandang dari segi umur. Namun, layaknya kehidupan, apakah tak ada regenerasi-regenerasi dari kita? adik-adik kita atau anak-anak kita mungkinkah akan akan masih mengenal lagu anak-anak pada zamannya? Mungkinkah mereka masih mengenal permainan-permainan yang kita mainkan dahulu? Jika memang zaman telah berganti, mungkinkah mereka akan mendapatkan permainan yang membutuhkan banyak kawannya? Atau setidaknya menunjukkan bahwa mereka anak-anak.

Ya, disadari atau tidak, nilai kekanak-kanakan mulai bergeser. Setidaknya mereka mengalami pendewasaan dini. Saat ini, coba kita tanyakan anak-anak kecil yang kita kenal, apakah mereka tahu lagu anak-anak yang sedang ngetrend? Mereka akan menjawab atau bahkan dengan hapal menyanyikan lagu-lagu Peterpan, Kangen Band, samsons, The titans, dan band-band lain yang sedang ngetrend. padahal kita semua tahu, lirik-lirik di dalam lagu-lagu tersebut kebanyakan bercerita tentang cinta dan perselingkuhan yang dipandang terlalu tabu untuk didengarkan oleh anak-anak, apalagi dinyanyikan sampai dihapalkan.

permainan-permainan yang disodorkan kepada anak-anak saat ini juga cenderung permainan-permainan individu, yang tidak dibutuhkan banyak teman dalam permainannya. jika memang membutuhkan teman, mereka lebih cenderung memilih game-game virtual on-line, bukannya permainan-permainan outbond. Anak-anak zaman sekarang mungkin sudah akrab dengan yang namanya Playstation dari 1,2,sampai3, atau X-box. kemudian, sebagian dari mereka juga mungkin sudah akrab dengan Ragnarok, Gunbound, Pangya, dan game-game virtual on-line lainnya. Bahkan mereka sudah sangat akrab dengan Counter Strike. Game-game tersebut tidak semuanya baik untuk dimainkan oleh kalangan anak-anak. Bahkan, hampir sebagian besar dari game-game sekarang yang beredar menampilkan unsur kekerasan dan seksualitas.

Kini, kita memang sudah sangat jarang menemukan permainan dan lagu yang benar-benar mencerminkan dunia anak-anak. Saya sendiri sudah jarang mendengarkan lagu anak-anak yang menyanyikan lirik-lirik yang di dalamnya terkandung nilai-nilai dan norma-norma. Yang ada, anak-anak didempul sana-sini supaya bergaya layaknya orang dewasa dan menyanyikan laguorang dewasa. Lalu permainan-permainan yang mengajarkan kebersamaan dan toleransi sudah jarang terlihat. Permainan-permainan yang realistis untuk anak-anak yang sudah jarang ditemukan. Yang ada, mereka sudah diajarkan individualis sejak dini. Mengembangkan ego mereka masing-masing tanpa memperdulikan sekitar. Mereka sudah di ajarkan malas dengan terbiasa bermain sambil tiduran atau duduk terpaku di kamarnya. Mereka juga sudah terlalu diajarkan untuk berkhayal dan berkhayal dengan permainan-permainan yang jauh dari kenyataan yang akan mereka hadapi.

Mungkinkah kita akan membiarkan adik-adik kita, anak-anak kita, atau generasi-generasi penerus kita tenggelam dalam dunia mereka sendiri? Mungkinkah kita akan membiarkan mereka tak berani memandang kenyataan hidup?

No Response to "Dunia Anak yang terlupakan"

Posting Komentar

mohon komentar, kritik, dan sarannya...

powered by Blogger | WordPress by Newwpthemes | Converted by BloggerTheme