Jika pada awal mula diciptakannya sepatu berfungsi sebagai alas kaki, tidak untuk masa kini. Fungsi sepatu perlahan mulai bergeser dari sekadar alas kaki menjadi simbol gaya hidup (lifestyle). Penggunaan sepatu yang dulu hanya berdasarkan kenyamanan kaki si pemakai serta bagaimana kaki mampu terlindungi kini mulai bergeser menjadi simbol dari genre pada generasi tertentu. Yah, sebut saja sepatu converse All Star yang pertama kali diciptakan di tahun 1908 dan dipromosikan oleh Chuck Taylor untuk para pemain basket profesional kini beralih menjadi simbol anti kemapanan bagi para pemakainya.
Sepertinya saya pun terkena syndrome converse itu. Saya termasuk orang yang percaya, semakin buluk/belel sepatu converse-mu maka sepatu itu semakin keren (hahaha...quotes dari mana itu). Akhirnya dengan susah payah saya pernah mempertahankan sepasang sepatu converse berwarna hitam selama kurang lebih empat tahun. Bentuknya pun sudah tak karuan, warna berubah menjadi keabu-abuan dengan lubang menganga disana sini, dan yang lebih tragisnya sepatu itu akhirnya berakhir di tempat pembuangan sampah di buang oleh ibu secara diam-diam tanpa sepengetahuan saya (padahal belum sempat didokumentasikan keotentikan barang bukti tersebut..)

Akhirnya dengan berat hati kembali kuputuskan mencari sepasang sepatu baru. Kali ini saya tetap mencari converse berharap ada yang butut. Akhirnya di sebuah toko sepatu di Bekasi (waktu itu belum bertugas ke Kaltim) saya mendapati keranjang yang isinya sepatu yang didiskon mencapai lebih dari 50%. Dan yang lebih keren lagi sepatu tersebut sudah terlihat buluk meskipun dikatakan sepatu baru (ini konsep belanja yang aneh, bagi yang belum mencoba jangan diikuti..). Dan sepatu itu pun akhirnya terpilih menjadi teman kakiku.
Hari demi hari pun dilalui bersama sepatu itu. Meski semakin jarang intensitas penggunaannya karena harus bersaing dengan sepatu untuk ke kantor (andai saja di kantor boleh ber-sneaker ria...) namun dalam setiap kesempatan sepatu itu tetap setia menemani. Pulang-pergi Samarinda-Jakarta, kegiatan kuliah di malam hari, jalan-jalan, berfutsal ria, sampai mengarungi banjir. Tapi tetap saya pertahankan agar bentuknya tidak berubah.
Setelah berpikir lebih lanjut melihat keadaan sepatu yang sudah mulai memprihatinkan timbul ide untuk merombak penampilan si converse ini. Akhirnya timbul inisiatif untuk menambahkan ornamen graffiti khas urban pada wajah sepatu. Konsep kasar dari graffiti ini pernah diposting di sini.
Maka ketika ada waktu luang segera saja saya siapkan spidol Artline WaterProof untuk mengaplikasikan desain yang sebelumnya pernah dibuat pada sepatu. Corat sana coret sini dan akhirnya sepatu belel itu pun berubah wajah layaknya body yang ditambahkan tatto. Dan sepatu belel itu pun berevolusi menjadi lebih indah (atau semakin belel yah?...)




Postingan kali ini dibuat untuk mengikuti “Kuis Sepatu Buluk Berhadiah Sepatu Baru” yang diadakan oleh Bang Arman.
Sepertinya saya pun terkena syndrome converse itu. Saya termasuk orang yang percaya, semakin buluk/belel sepatu converse-mu maka sepatu itu semakin keren (hahaha...quotes dari mana itu). Akhirnya dengan susah payah saya pernah mempertahankan sepasang sepatu converse berwarna hitam selama kurang lebih empat tahun. Bentuknya pun sudah tak karuan, warna berubah menjadi keabu-abuan dengan lubang menganga disana sini, dan yang lebih tragisnya sepatu itu akhirnya berakhir di tempat pembuangan sampah di buang oleh ibu secara diam-diam tanpa sepengetahuan saya (padahal belum sempat didokumentasikan keotentikan barang bukti tersebut..)

Akhirnya dengan berat hati kembali kuputuskan mencari sepasang sepatu baru. Kali ini saya tetap mencari converse berharap ada yang butut. Akhirnya di sebuah toko sepatu di Bekasi (waktu itu belum bertugas ke Kaltim) saya mendapati keranjang yang isinya sepatu yang didiskon mencapai lebih dari 50%. Dan yang lebih keren lagi sepatu tersebut sudah terlihat buluk meskipun dikatakan sepatu baru (ini konsep belanja yang aneh, bagi yang belum mencoba jangan diikuti..). Dan sepatu itu pun akhirnya terpilih menjadi teman kakiku.
Hari demi hari pun dilalui bersama sepatu itu. Meski semakin jarang intensitas penggunaannya karena harus bersaing dengan sepatu untuk ke kantor (andai saja di kantor boleh ber-sneaker ria...) namun dalam setiap kesempatan sepatu itu tetap setia menemani. Pulang-pergi Samarinda-Jakarta, kegiatan kuliah di malam hari, jalan-jalan, berfutsal ria, sampai mengarungi banjir. Tapi tetap saya pertahankan agar bentuknya tidak berubah.
Setelah berpikir lebih lanjut melihat keadaan sepatu yang sudah mulai memprihatinkan timbul ide untuk merombak penampilan si converse ini. Akhirnya timbul inisiatif untuk menambahkan ornamen graffiti khas urban pada wajah sepatu. Konsep kasar dari graffiti ini pernah diposting di sini.
Maka ketika ada waktu luang segera saja saya siapkan spidol Artline WaterProof untuk mengaplikasikan desain yang sebelumnya pernah dibuat pada sepatu. Corat sana coret sini dan akhirnya sepatu belel itu pun berubah wajah layaknya body yang ditambahkan tatto. Dan sepatu belel itu pun berevolusi menjadi lebih indah (atau semakin belel yah?...)




Postingan kali ini dibuat untuk mengikuti “Kuis Sepatu Buluk Berhadiah Sepatu Baru” yang diadakan oleh Bang Arman.
45 Response to "Revolusi Sepatu atau Sepatu Revolusi?"
Memang, yang namanya sepatu itu, semakin lama semakin nyaman dipakai. Tapi mungkin tidak berlaku bagi mereka yang kegemarannya gonta ganti sepatu. Kalau saya sendiri, sepertinya tidak akan pede kalau sepatu saya harus digambar sana seni, meski untuk seni sekalipun.
kalo saya termasuk orang yang memiliki prinsip kalo masih bisa dipakai, kenapa harus ganti atau beli yang baru...
hehehehe
converse milik saya warna hijau muda, sdh 3 tahunan. saya pakai ke kantor klo hari jumat :)
diodora belel saya (masih layak pake juga lho ;)) dari 97, baru pensiun di tong sampah tahun 2007 (itupun krn warna birunya emang sudah jadi abu2) qqqqqqq.
memang kang guskar, sepatu itu semakin lama dipakai justru semakin nyaman di kaki...
wah hebat mba salma...sampai bertahan 10 tahun, bisa masuk rekor itu...
saya juga ada sepatu adidas yang ada dari SMP dipakai terus sampai mau masuk kuliah...
sampai sekarang masih tersimpan di lemari sepatu, cuma ada di Bekasi, jadi gak bisa difoto dan diposting deh...
Sepatu saya juga rata2 berumur panjang
Bang Muam, sepatu kreasi anda kalau ketahuan pabrik aslinya pasti di beli dengan harga mahal untuk maskot di pabrik mereka...
kreasi yang patut di acungin jempol lho.
salam hangat dari Surabaya
wah..mas alamendah setipe sama saya..
hehehe
wah..pakdhe bisa saja...
hehehe(garuk-garuk kepala)...
terima kasih pakdhe..
wah memang benar, kini sepatu bukan hanya sebagai alas kaki, tapi juga sebagai life setyle....
saya juga sama, terkadang suka ingin sedikit bergaya denan sepatu yang saya pakai,,he..he..he..
salam kenal...
buahaha dah belel di corat coret lagi ..tapi kreatif juga mas wkwkw untuk orang yang mengerti seni tentunya :D
semoga dapet kontesnya ^^
grafitinya cakep gan.....hehhe
wah, ane juga mu ikutan nyari hadiah sepatu baru nih..hehhhe
>bahasa pena: iya memang benar...
tapi yang paling utama adalah kenyamanan, jadi tidak usah dipaksakan untuk bergaya jika hanya menyebabkan kaki luka...
salam kenal juga
>kangmas ian: iya mas,,,whuadalah tambah parah...
gpp yang penting keren, makin belel makin keren..
^_^
>Johan: oke gan,,makasih..
kalau aku smkin baru smkin nyaman
buktinya klo yang baru lebih sering q pake dari pada yang lama
hjejjejej
"D
Udah lama saya kepingin punya Warrior tapi belum kesampaian...
waduuh ... saingan berat nih ... but, semoga bang arman jadikan kita berdua juara deh ...
sama2 dapat sepatu baru jadinya ... heheh
salam akrab dari burung hantu ...
http://blog.beswandjarum.com/denus
Keren always! :D
*Nengok rak sepatuku*
Kayaknya ada yang butut juga nih...
kreatif juga sampe dibikinin grafitti di sepatu... :D
thanks ya udah ikutan kuis!
Rupanya pencinta converse ya
Saya jadi ingat, jika ada acara olah raga atau gerak jalan dan dapat sepatu baru dari kantor, saya merendam koran bekas..kemudian gumpalan koran bekas yang basah tsb dimasukkan dalam sepatu agar besoknya sepatu enak dipakai. Rupanya rumus ini manjur.
Sepatu buluk memang nyaman dipakai, tapi tak nyaman dipandang orang...hehehe
>darahbiroe:
oh iya yah..tak kan ada sepatu lama jika tak ada sepatu baru..
hehehehe
> tukangpoto:
kalo sepatu warrior itu sudah menjadi sepatu "wajib" (dalam artian sebenarnya loh..) semenjak saya duduk di Bangku SMP..
> Burunghantu:
wahahahaha.. saingan yah...
oke.. amiiin,, semoga doanya terkabul
> kakakin:
hahaha..terima kasih mbaa...
kalo ada sini deh, saya bersedia disumbangkan kok..hehehe
> bang arman:
hahaha..memang hobinya corat-coret bang..
terima kasih juga sudah memberikan kesempatan buat saya untuk ikut meramaikan kuisnya..
udah lama banget gak pake sepatu model gini saya
soalnya udah tua hehe
semoga menang ya muam :D
>bu edratna:
iya bu..senang converse..
sepatu buluk = nyaman dipakai, tak nyaman dipandang orang lain ..... sangat benar...
terbukti sering dimarahi orang tua dan pacar karena memakai sepatu belel..
hehehe
>julie:
sama-sama yah...gak ada batasan umur kok untuk menggunakan apa yang kita inginkan...
yang penting nyaman..mungkin jika umur bertambah, kurang nyaman dipandang ya..tapi banyak kok rockers yang sudah uzur masih menggunakan sepatu seperti ini...
selamat pagi.
kreatif nih.
mantab !!
btw, saya lebih suka sama sandal ;)
terima kasih dan mohon maaf
heheheh, mudah2an menang ya, sepatu buluknya ganti ma sepatu baru, hihihih mau ikutan juga, tapi sepatu buluknya udah dibuang gak ada fotonya.
> alisnaik:
terima kasih..saya juga suka sandal..apalagi sandal jepit, tapi gak di semua kesempatan kan kita harus memakai sendal..hehehe
salam
jadi modis sepatu converse-nya...
kreatif..
ikutan juga... semoga kita yang menang ya...
terakhir beli sepatu kapan ya? wah, dah lama banget sampe nda inget kapan terakhir beli.
>mba tary: hehehe..sebenarnya saya juga ada sepatu yang lebih buluk, tapi yah sama...nasibnya sudah dibuang..
>adi: hehehe..oh modis yah.hehe makasih..
iya sama-sama, semoga mas adi juara..
>Abi: wah..sepatunya Mas Abi pasti umurnya lebih lama dari sepatu saya tuh...
hehehe
Melukis sepatu ?
mantap ...
Muam ... saya mudah saja membayangkan sepatu converse All star ini ...walaupun mungkin modelnya agak sedikit beda
Sebab ABG di rumah ... i.e anak-anak saya ... sepatunya converse semua ...
and Yes Indeed ... jangan tanya dekilnya ... hahaha ... (mana kalau pake pasti bagian tumitnya diinjek ...)
salam saya Muam
iya om Nh...
makasih ya om...
salam saya juga untuk anak-anaknya yang masih ABG itu..hehehe
sepatu saya juga converse dan sampai sekarang masih ada, kalo pergi jauh masih di pakai.. tapi gak buluk2 amat sih hehe..
semoga sukses deh kontesnya ya..
Betul muam... bahkan di Itali aja klo gak salah Sepatu di jadikan patokan sebagai kemakmuran seseorang.
ane dulu pernah punya all star, am. dipake naik gunung, masih kuat. 4 gunung, boi. tapi pas dipake maen futsal, langsung robek sana sini. kekeke.
ane sekarang lebih suka sepatu outdoor, yang semata kaki. mantap, dipake maen bola juga kuat.
wah, tapi lihat postingan ini, pengen punya sneaker lagi nih. mau8 digambar2, kayak punya ente. keren tuh.
>ne: converse memang nyaman...
>adit : hahaha...di Italy model sepatunya banyak pake Bally
>shavaat: yoi je...sepatu kaya gini paten buat kuliah-kuliah...apalagi dipake sembil naik tungganganmu itu loh, siapa namanya?
hehehe
Posting Komentar
mohon komentar, kritik, dan sarannya...