Cerita saat Ramadhan


Sumber gambar: styleislam dengan beberapa perubahan

Kawan, Alhamdulillah, doa kita pada saat Lebaran tahun kemarin dikabulkan. Kita meminta agar bisa dipertemukan kembali dengan Bulan Ramadhan. Dan Ramadhan pun tiba... Kali ini kita diberi kesempatan kembali untuk merasakan bulan tersebut. Mengisi bulan tersebut dengan sebaik-baiknya, mungkin bisa lebih baik dari Ramadhan tahun-tahun sebelumnya. Semoga saja Sang Maha Kuasa masih mau memberikan amnesti untuk kita. Semoga saja...

Kawan, entah kenapa pada Ramadhan kali ini aku merasa beda. Bukan beda karena diriku yang berubah, tetapi ada suasana yang tidak sama dengan Ramadhan sebelumnya. Memang Ramadhan kali ini aku jauh dari keluarga, tetapi bukan hanya itu suasana yang kurasakan beda. Aku rasa aku sudah terbiasa dengan hal itu. Namun, ada banyak hal yang akan kurindukan dari Ramadhan-Ramadhan sebelumnya yang mungkin tak bisa ku dapatkan dalam Ramadhan kali ini.


Kawan, aku merindukan saat-saat sahur dahulu. Yah, meskipun dengan menu seadanya, aku hanya merindukan suasananya, kesederhanaannya. Cukup bagiku Indomie rebus atau sayuran serta lauk pauk sisa semalam yang dihangatkan. Namun bagiku, kehangatan saat-saat itu yang lebih nikmat.

Kawan, aku merindukan saat-saat berbuka dahulu. Menunggu adzan maghrib berkumandang di masjid, duduk bersila mengelilingi hidangan berbuka bersama yang lain. Saat adzan berseru, segera kami menyantap hidangan tersebut. Penarik becak, penjual roti, penjual siomay, pengusaha, pak RT, pak RW,ustadz, marbot masjid, pelajar, anak-anak, semuanya menikmati hidangan dari wadah yang sama tanpa ada pembeda. Semuanya setara.

Kawan, aku merindukan saat-saat menjelang tarawih dahulu. Berusaha datang lebih awal untuk menempati shaf terdepan karena mendapatkan tugas untuk menjadi bilal atau menjadi pembuka acara ceramah. Kata ustadz untuk memupuk rasa percaya diri. Tapi aku senang, berarti yang muda masih dipercaya, sebab katanya banyak yang belum mempercayai anak muda seperti kita kawan.

Kawan, aku merindukan saat-saat setelah tarawih dahulu. Setelah tarawih selesai tidak segera pulang tetapi berkumpul dengan kawan-kawan lainnya. Sekadar mengobrol atau saling tukar pengalaman. Setelah itu, duduk melingkar dan mulai membaca mushaf Al-Qur’an. Yah, lumayan..meski hanya satu atau dua halaman tetapi jika bersama-sama tak akan terasa. Tiba-tiba saja sudah berganti surat. Kemudian berebut hidangan kue sisa ta’jil tadi sore....

Nah kawan, itu hanyalah cerita dari Ramadhan-ramadhan lalu yang pernah ku alami. Entahlah, apakah pada Ramadhan kali ini aku bisa merasakan hal yang serupa. Tapi, mungkin saja aku punya pengalaman baru dalam Ramadhan kali ini. Iya, kan hidup itu harus dinamis, tidak boleh stagnan, begitu katanya.

Mungkin Ramadhan setiap tahunnya memiliki cerita tersendiri. Bagi setiap orang juga Ramadhan memiliki kesan yang unik. Maukah kawan-kawan berbagi cerita denganku? Yah, meski hanya sebagai pelepas rindu...

20 Response to "Cerita saat Ramadhan"

Oca mengatakan...

Kali ini Oca juga ngerasa beda. Beda banget suasana tarawihnya, walaupun tetap banyak pesertanya*duh bahasanya* tapi suasananya beda mungkin karena kasus kemarin. Ah tapi sudahlah di bulan suci ini kita enggak boleh su'udzon. Btw kayaknya udah bisa komen nih. Diapain mas?

muam_disini mengatakan...

hore...sudah bisa komen disini...hehehe ;)
bagi saya yang beda itu suasananya mba..karena ini kali pertama saya berpuasa di Samarinda...

Anonim mengatakan...

Assalamu'alaikum,
Setiap Ramadhan, selalu meninggalkan kesan tersendiri untuk kita, namun yg terpenting adalah semoga Ramadhan ini bisa merubah kita menjadi hamba Allah lebih baik dari sebelumnya, amin. (Dewi yana)

muam_disini mengatakan...

wa'alaikumsalam...
benar mba...amiin..

Anonim mengatakan...

Assalamu'alaikum,
Subhaanalallah, silahkan kalau mau mengcopynya untuk adik-adik, terima kasih Mas Muam.
(Dewi Yana)

nakjaDimande mengatakan...

cerita Ramadhan yang indah, muam..
semoga kali ini pun menjadi ramadhan terindah untuk kita semua. amiin

Abula mengatakan...

selamat berpuasa ...
semoga puasanya lancarrrrr ..
dan mendapat berkah dari bulan yang penuh berkah ini ..

Salam Hangat Selalu dari AbulaMedia.com

noersam mengatakan...

selamat menjalankan ibadah puasa yaw...

bundadontworry mengatakan...

Selamat berpuasa Mas Muam,
semoga di bulan suci ini makin bertambah kenikmatannya dari pada ramadhan yg sebelumnya, amin.
Salam.

nyegik mengatakan...

Hal yang berbeda juga kualami, apalagi diperantauan kebetulan jauh dari keindahan hirukpikuknya mesjid

muam_disini mengatakan...

>Dewi Yana: wa'alaikumsalam.....terima kasih atas izinnya, semoga adik2 saya bisa mendapatkan pencerahan...

>nakjaDimande: terima kasih bundo, setiap orang kan juga punya pengalaman indah yang berkesan setiap Ramadhannya..
terima kasih juga ats kunjungannya..

>abula: selamat berpuasa juga..amiiin...

>noersam: sama-sama mas..
mohon maaf lahir batin...

>bundadontworry: sama-sama bunda...amiiin..
makasih buat tips2nya..hehehe.. :)

muam_disini mengatakan...

>nyengik: wah sesama rantau..semoga Ramadhan kali ini berkesan kawan..

~noe~ mengatakan...

ramadan yang syahdu di masa lalu seolah menjadi jerat untuk melakoni ramadan sekarang dan ke depan.
diriku ndak punya pengalaman apa2 tentang ramadan karena semua hampir tanpa kesan mendalam, berlalu begitu saja, tanpa tambatan memori di satu waktu tertentu.
menyedihkan ya...

Anonim mengatakan...

Hidup ini berjalan. Masa lalu selalu indah untuk dikenang, dan hari ini, kita harus berbuat untuk kebaikan. Semoga tetap semangat menatap masa depan :)

fadhilatul muharram mengatakan...

hey, kamu dpt award dari dila di http://dhila13.wordpress.com/2009/08/27/award-lagi-pasopati-namanya/ :)

muam_disini mengatakan...

>~noe~: iya mas, kadang kala kita bisa terjebak dalam romantisme masa lalu, kemudian melupakan apa yang seharusnya dilakukan sekarang...

terima kasih sudah berkunjung..salam...

>gaweanu: siap mas, tetap semangat di Ramadhan kali ini..

>mba dhila: terima kasih banyak mba...akan saya laksanakan perintah selanjutnya..
hohohoho

kanglurik mengatakan...

Pengen segera pulang kampung mar... udah kangen bapak ibu...
pengen sahur ama keluarga... nggak perlu nyari makanan...

tapi sahur ama anak-anak jadi memori yang indah.....

muam_disini mengatakan...

iya nih kang..kangen....

sahur dan buka bersama teman semasa kuliah juga akan menjadi memori yang indah...

jalan rame2 waktu saur, beli nasi bungkus...trus pas buka kadang bingung duit ngepas tapi kepingin es...halah...

wipy mengatakan...

hayo semakin perbanyak ibadah. semakin semangat. semakin berkah.

muam_disini mengatakan...

oke mas wipy...
terima kasih atas nasehatnya...
makasih juga sudah sudi berkunjung ke sini...

Posting Komentar

mohon komentar, kritik, dan sarannya...

powered by Blogger | WordPress by Newwpthemes | Converted by BloggerTheme