Samarinda Kota Tepian

Akhirnya, tepat pukul 14.25 waktu setempat, kakiku menjejakkan diri di tanah Borneo. Yup, di Bandara Sepingan, Kota Balikpapan. Keluar darisana mobil-mobil double-cabin (begitu kawanku menyebutnya) lalu-lalang berseliweran. Salah satunya adalah mobil saudara kawan seperjalananku, Peppy. Namanya Mas Dwi. Ia bekerja di salah satu BUMN pertambangan di sana. Memang, pulau ini terkenal sebagai surga pertambangan. Mulai dari tepian pantai barat pulau ini kau akan menemukan kilang-kilang minyak berjejer. Belum lagi bukit-bukit di dalamnya yang menyimpan kandungan batu bara. Oh, tak sempat kuceritakan limpahan kekayaan alam di Bumi Zamrud (begitu orang menyebutnya) ini...

Ford Ranger itupun membelah Kota Balikpapan. Untuk semalam kami akan tinggal di sana, menumpang di tempat kost Mas Dwi itu. Singkat cerita, keesokan paginya kami melanjutkan perjalanan ke Samarinda menggunakan mobil yang sama. Dengan ditemani seorang guide, Mba Lisa namanya, kami berangkat. Mobil melaju membelah hujan yang cukup deras.

Sepanjang perjalanan dari Balikpapan-Samarinda pemandangan yang ada adalah jajaran pohon dari hutan-hutan Kalimantan. Sesekali terlihat bukit-bukit yang dipuncaknya terlihat pucuk-pucuk pohon. Hujan yang deras menjadikan daerah sekitar berkabut. Jarak pandang mungkin hanya beberapa meter. Perjalananpun sempat mengalami kendala. Beberapa ruas jalan tersebut terkena longsor. Maklum, tanah di pulau ini sebagian merupakan tanah gambut sehingga tak aspal yang ada disana tak bisa bertahan lama. Lagi pula, dari beberapa sumber, aspal di jalan Trans Kalimantan itu sering dilewati oleh truk-truk pengangut sumber daya alam dengan beban yang berlebih. Jadi ya bisa dimaklumi...
Setelah kurang lebih 2,5 jam perjalanan kami pun sampai di gerbang Samarinda. Masih disambut dengan hujan yang cukup lebat. Beberapa ruas jalan sudah terendam air. Kami saksikan beberapa bukit sudah mulai gundul. Entahlah, mungkin eksploitasi SDA dari kerakusan manusia yang menyebabkan itu semua atau memang karena erosi alam...

Jembatan Mahakam pun kami seberangi. Di sungai ini setiap harinya berlseliweran kapal-kapal besar mulai dari kapal tongkang hingga kapal tanker. Ribuan ton batu-bara, jutaan kubik gelondongan kayu, diangkut melalui sungai yang lebar itu. Oh, betapa kayanya Bumi Borneo ini... Mungkinkah kekayaan itu bisa dinikmati masyarakat setempat?..




Akhirnya, setelah perjalanan yang melelahkan tiba juga di pusat Kota Samarinda. Masih dengan sisa-sisa bulir hujan dari langit, kendaraan kami melaju melintasi genangan air disana-sini. Kota ini memang sering terendam banjir jika hujan lebat. Apalagi jika durasi hujan itu lama. Hmm...memang benar kota ini benar-benar kota tepian. Selain Sungai Mahakam yang mengalir membelah kota, masih banyak sungai-sungai lainnya meliuk-liuk menyusuri dalam kota. Di tepian sungai tersebut banyak didirikan rumah-rumah panggung. Yah tak ubahnya di Jakarta dulu. Aku masih menemukan banjir.



Samarinda, dengan topografinya yang berbukit-bukit. Jalan-jalannya yang rumit. Pelabuhan sungainya. Warganya yang multi etnis. Oh, semuanya mungkin akan menjadi keseharianku nantinya. Mungkin aku akan menetap di kota ini dalam waktu yang cukup lama. Akupun berharap semoga kota ini masih memiliki ruang untuk menerimaku sebagai perantau. Semoga akupun dapat berkontribusi dalam pembangunan di kota ini. Semoga saja...



4 Response to "Samarinda Kota Tepian"

ary_paspilo mengatakan...

muam,,,,
how are you???sae-sae toh???
mar,,,tukeran link dung.Udah aku link di blogku neh.
Blog ku dilink ya...

muam_disini mengatakan...

okeh ry...tenang saja..
gimana kabarnya nggamboez...
kangen ingin kesana..

Anonim mengatakan...

mantap dah, jadi orang borneo ente. itu foto dari atas masjid ente ambil dari mana? dari atas menara?

muam_disini mengatakan...

yo'i gan...
kami mengendap-endap disana, tanpa terlihat petugas masjid, kita naiki tangga yang melingkar menuju puncak menara dalam...
sebenarnya ada foto di tangga itu, tapi bukan untuk di-publish...

hehehehe...

Posting Komentar

mohon komentar, kritik, dan sarannya...

powered by Blogger | WordPress by Newwpthemes | Converted by BloggerTheme