Hujan dan melankolis...

Adakah korelasi antara hujan dengan melankolis? Ah, sepertinya aku selalu merasakannya. Di setiap hujan turun, suasana yang melankolis langsung tercipta. Aroma tanah yang basah tiba-tiba saja menyeruakkan memori-memori masa lalu. Membangkitkan kenangan yang hampir mati tergerus waktu. Lalu terdampar ke dalam kelebat pikiran yang menjadikan aku amnesia dengan waktu.



Seperti hari ini, mulai dari pagi sejak ku membuka mata, langit sepertinya enggan menyibakkan selimut gelapnya. Di kejauhan nampak awan mendung bergelayut menyelimuti langit-langit kota yang makin lama makin mendekat. Akhirnya kelam muncul. Aroma tanah yang sebelumnya terasa jauh, kali ini telah memenuhi rongga hidungku. Tiba-tiba saja awan-awan tersebut mencurahkan air dalam jumlah yang luar biasa banyaknya. Mengetuk setiap atap rumah dengan kasar seakan ingin masuk ke dalam.

Sementara, diriku seakan merasa tak terganggu dengan keadaan di luar sana. Aku masih tergeletak dengan nyaman di atas kerasnya kasur kamar kost. Aku justru merasa nyaman dengan suasana itu. Hujan yang turun di luar membawa aroma-aroma yang tak berbeda dengan masa lalu. Malas rasanya untuk membuka mata. Dengan suasana ini aku ingin kembali bermimpi, melanjutkan perbincanganku yang belum tuntas di masa lalu.

Ah, tapi mata ini enggan terpejam, hari sudah tak pantas disebut pagi. Namun, di sana, matahari pun enggan menampakkan diri. Sepertinya ini yang dinamakan melankolis. Seperti matahari yang enggan muncul, aku juga merasa enggan untuk menyibakkan selimut kenangan dari dalam pikiranku. Aroma hujan membawa diriku ke alam paling dalam, menyelami satu persatu kabut waktu. Aku masih disibukkan dengan sebuah pertanyaan yang tak bisa dicerna dengan logika.

Sudahlah, aku masih ingin menikmati suasana melankolis ini. Toh, tidak setiap hujan mau datang dan mampir ke tempatku.
Semoga melankolis sehabis hujan ini tak dirasakan oleh masyarakat samarinda karena biasanya setelah hujan yang cukup deras, air sungai meluap, menggenangi rumah-rumah warga. Ah, aku tak mau itu terjadi..

20 Response to "Hujan dan melankolis..."

alamendah mengatakan...

(maaf) izin mengamankan PERTAMA dulu. Boleh kan?!
Hujan tenang yang mengguyur bumi senantiasa membuat pikiran saya menjadi tenang damai.

kanglurik pake blogspot mengatakan...

Mar....
Hujan enaknya tidur mar... kalo sambil ndegerin musin pelan tambah asoy...

muam_disini mengatakan...

>alamendah: oh,silahkan om.. Jadi tersanjung, om alamendah jg berkenan mengamankan pertama disini..
Hehehe...

>kanglurik: wah sudah kembali nih anda..Selese kompre bloging lg..
Dnger musik yg melankolis dong kang..

bundadontworry mengatakan...

bunda paling suka mencium harum tanah yg baru saja tersiram hujan, bau debu basah...........mengingatkan akan masa2 kecil dulu.
Salam.

nakjaDimande mengatakan...

hanya hujanlah yang mampu menjelajah semua ruang dan waktu.. dan hujan juga yang bisa hadirkan pelangi dihati..

fadhilatul muharram mengatakan...

haha... saya masih ingat. teman SMP saya pernah bilang, HUJAN ITU ROMANTIS. hihi... betulkah? saya tidak pernah memandang seperti itu kecuali ketika kebetulan nonton film bertema cinta yg ada adegan hujan mengguyur ketika sepasang kekasih lagi ngapain itu... hehe.

tapi kadang betul, mas. saya pun ngerasain. sejak dulu, sejak ketika saya menyadari adanya hujan pertama kali, ketika ada di dunia ini. ketika hujan datang, bau tanah menyeruak. saya ingat diri saya. saya ingat dan merasakan adanya hal lain yg tidak saya tahu apa itu. saya ingat mati. bau tanah adalah saya sebagai manusia dan hujan mengguyurnya utk menyampaikan kematian itu pada sy. menyadarkan kita akan mati. tak akan selamanya di dunia ini.

muam_disini mengatakan...

>bunda: wah,selamat datang bunda.. Lama tak bersua..Hehe
saya juga suka dgn aroma hujan bunda..Benar2 mengingatkan masakecil dulu..

>bundo: semoga saja bundo..Hujan dpt menghadirkan pelangi di hati..

>mba dhila: hahaha..Itu mah film2 jadul yg ada sepasang kekasih ujan2an..
Waduh,mengingat mati ya mba?Hmm..Satu lagi ilmu yg saya dapat..
Korelasi hujan dgn mengingat kematian..

Zico Alviandri mengatakan...

Hujan memang sering dihubungkan dengan yang sedih2. Tapi saat hujan itu doa kita mustajab, padahal.

bri mengatakan...

_salamsiang muam^^...apakabarnya iaakamu??)_

__akubri hanyasuka membacanya muam..no comment lagi__
__pokoknya muambanet deeh...^^__

bri mengatakan...

__nambah satu lagi iaa^^..untuk melepas rinduuku__

__sian ini benderang,sumpah...namanyajuga bekasi,,,euleuh2...__

__sedikit sejuk abis baca ini...CIIAT^^.ahahay__

__salamsastraseni dan budaya...__

haciiiiiiii mengatakan...

sebenernya aku jga mikir hal yg sama, hujan...melankolis...romantis... ^^

alamendah mengatakan...

Bloghicking malam-malam. Mengunjungi para sahabat, siapa tahu ada suguhan yang hangat.

Anonim mengatakan...

hujan membuat tanah yang kering menjadi basah

muam_disini mengatakan...

>zico: benarkah seperti itu, wah kalo begitu jika hujan lebih baik saya berdoa daripada berlindung di bali selimut..

>bri: wah..selamat datang lagi bri..disini saya baik2 saja....
wah bekasi panas yah...sama, kadang-kadang samarinda panas, mungkin lebih panas dari bekasi

>haciiii: romantis?...hehehe mungkin itu artinya sama dengan melankolis..

>alamendah: maaf om, belum ada suguhan yang menghangatkan, masih dingin2 saja..
maaf juga buat teman2 yg lain, belum sempat hapdet...

>ridhobustami: iya..kan hujan air, kecuali kalo ujan duit..wkwkwkwkwk....

fadhilatul muharram mengatakan...

udah lama juga nih gak mampir ke blog mas muam ini.,.... apa kabar mas? sibuk ya? kerjaan dan kuliah sama2 nguras pikiran tah? heheh...

*dila udah punya postingan baru, review dan laporan jalan2 dari pameran perpustakaan di istora senayan. :D

KangBoed mengatakan...

RAIHLAH “JATI DIRI MANUSIA”.. untuk
MENGEMBALIKAN JATI DIRI BANGSA INDONESIA
Salam Cinta Damai dan Kasih Sayang ‘tuk Sahabatku terchayaaaaaank
I Love U fullllllllllllllllllllllllllllllll

KangBoed mengatakan...

Doooh mas Muam ternyata di samarinda yaa

muam_disini mengatakan...

>mba dhila: wueh..mampir lagi kesini mbak..monggo...tapi maap nih, saya belum nyuguhi hal2 yang baru..sedang diusahakan...
kalo ngomong2 tentang sibuk, sebenarnya manusia itu tak ada yang namanya sibuk, hanya saja bagaimana memanage waktu...
nah, saya termasuk orang yg susah memanage waktu..
huhuhuhuuu..kangen chatingan lagi mba..hohoho

>kangboed: I love u full too kang...
semoga saya bisa menjadi manusia yang bisa memanusiakan manusia...
iyah nih mas,,di Samarinda, mau main kesini?...

Anonim mengatakan...

Assalamu'alaikum,
Hujan yang turun adalah karunia dari Allah, dengannya tanaman-tanaman tercukupi kebutuhan airnya, persediaan air tanah yang sudah berkurangpun, jadi bertambah. Mari kita selalu mensyukuri segala nikmat yang dikaruniakan-Nya kepada kita. (Dewi Yana)

Anonim mengatakan...

hahaha. bro muam, kalau hujan orang memang sering melankolis bukan main, merenung sendiri, sibuk dengan pikirannya sendiri.
klo di kampung saya, hujan selalu disyukuri, jarang2 turun hujan soalnya.

Posting Komentar

mohon komentar, kritik, dan sarannya...

powered by Blogger | WordPress by Newwpthemes | Converted by BloggerTheme