Ritme musik monoton di jumat pagi

Seperti biasanya, Jum'at pagi harus berangkat lebih pagi menuju kantor. Khusus untuk hari ini di setiap pekannya tak perlu kau mandi atau berbenah diri. Percuma saja, bulir keringat akan memenuhi sekujur tubuhmu. Tiba disana kau akan disambut dengan gerakan-gerakan atraktif dari seorang instruktur wanita, dan kau harus mengikuti gerakan tersebut. Diiringi dengan dentuman ritme musik monoton dari band-band yang biasa tampil lipsing di telivisi atau band yang membawakan lagu patah hati seperti kangen, ST12, hijau daun, ungu, dan lainnya yang musiknya hampir serupa. Kau taulah... Jadi terpikir olehku mengapa tak mereka setel saja Goodnight Electric, Polyster Embassy, Mobil Derek, dan jika perlu the upstairs yang memang semenjak awalnya lagu mereka diciptakan seperti itu. Yah, lagi-lagi ini hanya masalah telinga kawan...

Yah, kegiatan seperti itu berlangsung di setiap hari terakhir dalam sepekan. Dibenci tapi dinanti. Saya juga tak pernah tau apa yang menjadi alasan untuk membencinya. Mungkin ini hanya urusan tenaga kawan atau mungkin masalah bangun pagi. Dinanti, itu karena kegiatan ini menandakan hari ini adalah hari Jumat. Hari terakhir di minggu ini untuk menjalankan rutinitas. Hari yang seakan-akan menandakan besok ada 2 hari untuk sekadar beristirahat sejenak sebelum mempersiapkan untuk memulai rutinitas lagi di hari Senin. Mungkin begitulah pikiran yang menerawang di dalam benak masing-masing, masih dengan alunan ritme musik monoton yang kali ini kian menghentak dengan kapasitas bass maksimum.

Tapi bagiku mungkin lain. Aku suka hari itu. Bukan karena musiknya, bukan karena besok libur, bukan karena akhir pekan, dan bukan juga karena suguhan "bokong" dari instruktur di depan mata. Bukan kawan. Yang kunantikan adalah saat-saat dimana kami bisa saling bercengkerama, tegur sapa, meski hanya sebatas senyum. Atau mungkin hanya saling menertawakan diantara sesama karena gerakannya tak "selenggok" orang di depan. Dimana disini semua sama, berdiri sejajar sama rata. Tak ada sekat atau ruang yang saling memisahkan. Semua menyatu dalam tawa, peluh, dan sesekali canda.

Dan dentuman ritme musik yang monoton itu tetap menyalak, kali ini dengan irama yang lebih pelan. Tak terasa pakaian telah diselimuti peluh. Padahal hanya bergerak tanpa aturan coba mengikuti orang di depan. Tarikan napas kemudian membuangnya ke udara bebas mengakhiri kegiatan. Besok ingin rasanya bisa terus bercengkerama, tegur sapa, dan bertukar senyum. Bukan hanya di setiap hari ini, tapi di setiap hari...

Dedicated to kawan2, bapak2, ibu2 BPK-RI Prov Kaltim...

6 Response to "Ritme musik monoton di jumat pagi"

Ersa mengatakan...

hahahaha,bener mar,kapan yak lagu2 kayak joy division,new order,dan lain2 jadi lagu senam,kapaaan yah???

muam_disini mengatakan...

bisa kok sa...tapi kalo yg senam tuh anak2 muda..bukan emak2..hehe...
tapi bisa juga sih kalo emak2nya kita2 hehehe...

atau bikin sanggar senam aja sendiri...pake lagu mobil derek...ataw musik2 gameboy (baca:gimbot..)hahahai

Anonim mengatakan...

wuih...sundul dulu ah.!!!!

kalo disini gan angkotnya fulmusik ampe kedengeran satu kampung...trus lagu yang faovoritnya lagu2 ambon manise...

serasa di maluku...

Dimaz Okky Primandita mengatakan...

kalo di makassar angkotnya lebih cihui lagi. ada yang pake MP5. nyetelnya bukan cuma MP3 lagi. tapi dah video klip!

muam_disini mengatakan...

@ow13..ya ialah...kau kan di maluku..
hehehe...

wah sama Dim..disini angkotnya tuh dikasih Tipi...trus speakernya gede banget..sampe perlu menghilangkan 2 bangku penumpang di belakang..

trus ditambah nose..wahaha..kalo naek taksi (baca:angkot) malem2 serasa di diskotek...

ajep..ajep..ajep..ajep..ohyehh

Anonim mengatakan...

ha3, liat instruktur di depan bikin kita serba salah. ga dilihat, ga bisa gerakannya. di lihat malah kacau. mending cakep, cuma bohai doang. ha3.

iya, am. bagusnya karna bisa ketawa2, bercanda, bisa saling meng-akrab-kan diri...

Posting Komentar

mohon komentar, kritik, dan sarannya...

powered by Blogger | WordPress by Newwpthemes | Converted by BloggerTheme