Kebangkitan Nasional 20 Mei, kontroversi kah?

Pada hari selasa sore tanggal 19 Mei 2009 kemarin keluar instruksi dinas dari Pusat yang meminta keesokan hari instansi tempat saya bekerja melakukan Upacara Memperingati Kebangkitan Nasional ke-101. Alhasil, keesokan paginya,20 Mei 2009, kami-para pegawai setempat-melakukan upacara singkat dengan penuh khidmat. Lalu apa sebenarnya kebangkitan Nasional itu?...

Terlepas dari itu semua, mengapa Kebangkitan Nasional itu selalu diperingati tanggal 20 Mei setiap tahunnya?...

Menurut sumber, kebangkitan nasional merupakan masa bangkitnya semangat persatuan, kesatuan, dan nasionalisme serta kesadaran untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia, yang sebelumnya tidak pernah muncul selama penjajahan 350 tahun. Wow...

Mengapa tanggal 20 Mei?

Hal ini dikarenakan, pada tanggal 20 Mei 1908 berdiri sebuah organisasi yang bernama Bhoedi Oetomo (baca: Budi Utomo).

Organisasi seperti apa itu?

Sumber mengatakan, Bhoedi Oetomo merupakan sebuah organisasi yang didirikan para mahasiswa di Sekolah Kedokteran yang bernama STOVIA. Organisasi tersebut lahir dari berbagai pertemuan dan diskusi. Intinya, mereka ingin membentuk suatu wadah bagi para pemuda, khususnya Jawa, untuk ikut terlibat bagaimana memikirkan nasib bangsa yang pada saat itu kondisinya sangat buruk dan dianggap bodoh dan tidak bermartabat oleh bangsa lain.

Kenapa bisa kontroversi?


Beberapa pendapat menyebutkan, berdirinya organisasi Bhoedi Oetomo tak layak disebut sebagai tonggak kebangkitan nasional.
Hal yang pertama adalah organisasi tersebut tidak menggambarkan keadaan rakyat saat itu pada umumnya. Pimpinannya merupakan orang-orang dari golongan Priyayi Jawa seperti Raden Adipati Tirtokoesoemo, dan Pangeran Ario Noto Dirodjo. Sumber lain mengatakan Bhoedi Oetomo tak mendapatkan dukungan dari mayoritas kalangan rakyat bawah, berbeda dengan Sarekat Islam yang juga berdiri pada saat itu.

Ada juga pendapat (komentar) yang menyatakan bahwa Bhoedi Oetomo merupakan sebuah organisasi yang mendukung penjajahan Belanda. Organisasi yang tak pernah mencita-citakan Indonesia merdeka, a-nasionalis, dan anti agama. Safrizal Rambe, dalam bukunya "Sarekat Islam, Pelopor Bangkitnya Nasionalisme Indonesia, 1905-1942" justru menegaskan Sarekat Islam justru memberikan kontribusi yang lebih besar dalam pergerakan nasional. Organisasi itu sejak lahirnya telah memperjuangkan emansipasi soial politik masyarakat Indonesia pada saat itu.

Entahlah, terlepas dari berbagai macam kontroversi. Kapanpun itu, bagaimana pun, melalui apa pun, seremonial atau bukan...
MASYARAKAT INDONESIA HARUS BANGKIT, SEKARANG JUGA!!!
AYO BANGKIT SEGERA...

4 Response to "Kebangkitan Nasional 20 Mei, kontroversi kah?"

Samarinda mengatakan...

Semangat...ya harus terus berkibar...

Salam hangat dari urang samarinda nii...tadi di kasi tau sama dimas ttg blog ini....

Novian mengatakan...

emm, blogwalking pagi2...

Anonim mengatakan...

kemarin kebagian tugas apa, am? saya jadi pembaca pancasila. ha3

pemilihan hari lahir budi utomo sebagai hari kebangkita memang kontroversi. pasalnya, sepeti yang ente bilang, BO hanya terdiri dari priyayi2 jawa, jaduh dari kalangan bawah, bahasa pengantarnya juga bahasa belanda, dll.

sarekat islam deh yang cocok. kawan saya bilang, mungkin hari sumpah pemuda bisa dipakai, lebih menengahi...

muam mengatakan...

trima kasih buat kunjungannya kawan...

@shavaat:wah, saya jadi pembaca pembukaan UUD'45..kalo yg baca pancasila tuh peppy..
memang begitu, tapi apalah arti sebuah seremonial kalo tidak dilandasi dengan hati,,
hingga kita tak mengerti apa makna dibalik semua peristiwa...

Posting Komentar

mohon komentar, kritik, dan sarannya...

powered by Blogger | WordPress by Newwpthemes | Converted by BloggerTheme