Andai Sang Garuda Bisa Bicara

Aku bukanlah berhala yang harus kalian sembah atau dewa yang harus kalian puja.
Aku hanyalah seekor Burung Garuda, burung mitos yang kalian jadikan sebuah lambang negara.
Di dadaku tergantung perisai yang melambangkan apa yang kalian sebut Pancasila, masing-masing gambarnya memiliki arti filosofis tersendiri. Yah, kalianlah yang lebih mengerti maknanya.
Cakarku kokoh menggenggam tulisan “Bhineka Tunggal Ika”, kalian pulalah yang lebih mengerti artinya.


Tapi, tahukah kalian, aku ingin terbang tinggi, ingin merdeka juga seperti kalian. Perisai di dadaku rasanya semakin berat. Aku sudah tak kuat menanggung beban kelima sila yang kini maknanya makin terlupakan.
“Bhineka Tunggal Ika” yang kubawa kemana-mana, kini juga semakin tak berarti. Atau memang sengaja artinya dilupakan..aku tak tahu

Ah, aku bosan berada di dinding bersanding dengan wajah para pemimpin negeri.
Sejak aku di rancang oleh Syarif Abdul Hamid Alkadrie atau Sultan Hamid II dan disahkan penggunaannya pada bulan Maret 1950, tubuhku selalu menghiasi dinding-dinding berada di antara para pemimpin negeri dan wakilnya
Entah sudah berapa kali wajah mereka berganti, aku masih setia menemani.
Tak ada keluh kesah bagiku. Aku sudah cukup bangga, tetap setia menemani mereka.
Atau justru mereka yang harus setia dan patuh pada diriku? Ah, entahlah, yang aku tahu salah satu syarat untuk menjadi pemimpin negeri ini harus patuh dan setia pada diriku. Bahkan dulu aku dijadikan alasan untuk membunuh dan melenyapkan manusia-manusia yang katanya tak setia kepadaku.
Ah, sudahlah, aku tak ingin mengingat keburukan-keburukanku di masa lalu, sekarang saatnya bertobat.

Tapi aku sedih, tergantung pada dinding-dinding usang dalam bangunan yang hampir roboh.
Wajah pemimpin negeri yan mendampingiku sudah tak sesuai perkembangan zaman, sepertinya ini pemimpin negeri satu dasawarsa yang lalu. Sudah berdebu pula.
Namun dihadapanku, ku lihat anak-anak itu sungguh bersemangat. Berbekal sebatang pensil dan buku yang sudah tak berbentuk buku mencoba untuk mencuri sedikit ilmu dari sang guru.
Meskipun bangku yang mereka duduki hampir patah, tak jauh berbeda dengan bangunan yang menaungi mereka tapi semangat mereka begitu membara. Aku bisa melihatnya dari sorotan mata mereka kala memandang papan tulis hitam yang ada di bawah diriku.

Tapi aku juga marah, digantungkan dalam ruangan yang cukup besar, katanya sih ini ruangan sidang kenegaraan.
Ah, apa peduliku. Orang-orang di dalam sibuk sendiri. Katanya bermusyawarah untuk rakyat, tapi yang kulihat banyak mereka yang tak ikut bermusyawarah, tidur, atau asyik mashuk bercengkrama lewat apa yang dinamakan facebook atau twitter.
Kadang-kadang aku menyaksikan mereka saling bertarung layaknya aku sedang berada dalam sasana tinju saja.

Ah, pokoknya aku ingin terbang. Menyaksikan keindahan negeri dengan mataku sendiri, bukan dari poster-poster yang di tempelkan di sekitarku.
Aku ingin menunjukkan bahwa negeri yang menjadikanku sebagai lambangnya lebih indah dan lebih elok dari negeri yang lain.

30 Response to "Andai Sang Garuda Bisa Bicara"

julie mengatakan...

burung garuda yang perkasa itu masih cocokkah melambangkan negara kita?

nh18 mengatakan...

Ini tulisan personifikasi yang keren sekali ...
sekaligus ... menyentuh esensinya ...

salam saya Muam

alamendah mengatakan...

(Maaf) izin mengamankan KETIGAX dulu. Boleh, kan?!
Bukan sang garuda yang bosan tetapi kitalah yang suka melupakan dan menisbikannya.

muam_disini mengatakan...

> Julie: untuk pertanyaan seperti itu, kita lah yang mampu menjawabnya...hehehe

> om nh18: wah..terimakasih mas...

muam_disini mengatakan...

> mas alamendah: benar mas, saya sepakat.hehehe

kakaakin mengatakan...

Hiks... garuda yang nyaris terlupakan...
Hanya diingat kala ada warga negara lain berusaha mencatutnya...

bundadontworry mengatakan...

akh, semoga saja generasi selanjutnya , mampu menjalankan ke -5 sila yg tertoreh di dada Garuda.
sila keadilan sosial , entah kapan bisa dijalankan dgn benar..........
pantaslah kalau Garuda, mulai letih melihat kelakuan kita yg tdk bisa mempertanggung jawabkan sila2 yg tertuang disana .
salam

karzanik mengatakan...

harusnya kita jangan lupakan burung garuda....
bagaimanapun garuda telah menjadi simbol negara..Indonesia....

muam_disini mengatakan...

> kakaakin: iya kak..padahal kalo di sekolah kita selalu liat dia ada di atas papan tulis...
tapi tenang aja, sampai sekarang belum ada negara yang mau mencatutnya kok..hehehehe...

>bunda: iya bunda, kalo bukan kita, siapa lagi?
kalo gak dari sekarang mungkin generasi adik-adik saya atau bahkan anak-anak saya lupa apa arti persatuan..hehe...

dina mengatakan...

garuda jadi saksi hidup Indonesia masa lalu, masa kini, dan masa depan, semoga menuju Indonesia yang lebih baik lagi

krisindarto mengatakan...

sebuah anekdot kecil dari saya: coba perhatikan lambang garuda kita yang sebenarnya dan coba tebak ke arah mana sang Burung nan gagah Perkasa tersebut melayangkan pandangnya......
saya teringat sebuah jargon kecil yang terngiang di benak saya, "coba sorot mata sang Garuda menghadap ke bawah mungkin rakyat kita akan lebih terpelihara karena diperhatikan secara langsung oleh sang Garuda"

Nice post, keep on moving.....

wi3nd mengatakan...

andai sajah ya muam..

penjabarannya mantab muam!

muam_disini mengatakan...

>dina : amin mba..kita semua sama-sama berharap bangsa ini akan menjadi labih baik bagi semua...

muam_disini mengatakan...

> mas kris: hohoho..is it true?
kalo ke arah kanan berarti Garuda itu menganut paham Liberal? hehehe..tapi kalo dari sudut pandang kita ke arah kiri tuh mas..hehehe..

oke..thanks

muam_disini mengatakan...

> wi3nd: amiinn..semua kan berhak untuk berharap, ya kan mba?
hehehe..terima kasih ya mba wi3nd

ysalma mengatakan...

Garuda Tetap di dadaku, Muad (semangatnya),,
salam kenal kembali yaa..

muam_disini mengatakan...

>mba salma: apapun yang terjadi, garuda tetap di dadaku..hehehe

Ifan Jayadi mengatakan...

Tulisannya bagus mas. Seperti seorang sastrawan saja. Tentu tidak mudah membuat analogi tulisan sebagaimana tulisan diatas. Perlu konsentrasi yang tinggi. Apalagi mendeskripsikan tentang Garuda Pancasila

muam_disini mengatakan...

waduh maw ifan...apa gak terlalu berlebihan.hehehe..
saya hanya ingin berkontemplasi mengenai keadaan negeri yang kita banggakan ini...
kita selalu mencela ketika ada negeri lain tak menghargai negeri ini, tapi apakah kita sendiri sudah menghargai negeri sendiri?

Anonim mengatakan...

benarkah Garuda dan Pancasila masih di dada bangsa Indonesia? Tanyakan pada bangsa ini apa isi Pancasila dan masih bisakah menyanyikan lagu Garuda Pancasila.

orange float mengatakan...

kalo bisa ngomong nangis kali dia ya melihat kondisi negeri ini apalagi para pemimpinnya yang kebanyakan lupa sama rakyatnya

muam_disini mengatakan...

> Abi Sabila: hehehe..iya Abi, kalau isinya saja lupa apalagi esensi yang terkandung di dalamnya ya...

muam_disini mengatakan...

>orange float: iya, mungkin seperti itu...

hitamputih mengatakan...

bilakah Garuda tidak lagi bangga menjadi lambang negara kita??

Anonim mengatakan...

dan garudapun sejak dari lahir selalu berpaling..terlalu angkuh mungkin untuk sekedar dimengerti rakyat jelata negeri kita..

Anonim mengatakan...

dan kita terjebak pada simbol belaka
bangga tapi sama sekali tidak memilikinya
bangga seolah penuh dengan makna tapi tak tau apa artinya
kita bangga tapi tidak tau apa yang dibanggakan
dan kita tidak pernah beranjak dari dogma belaka

muam_disini mengatakan...

bukan tidak bangga, mungkin lebih tepatnya lelah karena apa yang selama ini disematkan pada tubuhnya semakin dilupakan dan semakin tiada berarti...

putu mengatakan...

<<<>>

muam_disini mengatakan...

>putu : <<<^_^>>>>

DOWNLOAD KOMIK ALISNAIK mengatakan...

bagus banget nih sastra nya.

perumpamaan menjadi sebuah burung garuda,
yg sekarang lebih sering jadi sekedar pajangan belaka...

= = = =

btw,
Saya punya komik loh.
boleh di donlot dengan berkunjung balik.
makasih =D

Posting Komentar

mohon komentar, kritik, dan sarannya...

powered by Blogger | WordPress by Newwpthemes | Converted by BloggerTheme