kontroversi

Lagi-lagi ku bertemu kontroversi. Lagi-lagi pula semua mempertahankan alibi. Setiap orang memang punya kehendak berpendapat, tapi apakah dibenarkan tiap-tiapnya bereuforia dengan pendapatnya sendiri. Kemudian membunuh kesempatan tiap lainnya. Aku harap kita tidak sampai bereuforia dengan kontroversi... Selengkapnya...

GO TO HELL FUCKING ZIONIST! SAVE PALESTINE!

UNTUK MENERBITKAN, COPY PASTE KODE DI BAWAH INI

<a href="http://duniamuam.blogspot.com/search/label/desain" target="_blank"><img src="http://i523.photobucket.com/albums/w358/muamdisini/FUCKINGZIONIST.jpg" border="0" alt="go to hell fucking zionist"></a>



UNTUK MENERBITKAN, COPY PASTE KODE DI BAWAH INI

<a href="http://duniamuam.blogspot.com/search/label/desain" target="_blank"><img src="http://i523.photobucket.com/albums/w358/muamdisini/SAVEPALESTINE.jpg" border="0" alt="save our palestine"></a>
Selengkapnya...

Surat buat saudaraku di Bumi Palestina



Assalamualaikum Wr. Wb. wahai saudaraku...

Ah, aku kira tak perlu lagi kutanyakan kabarmu. Sebuah basa-basi yang benar-benar basi. Entah sudah berapa kali kulihat dirimu dalam warta, entah berapa kali pula ku tak berbuat apa-apa. Saat kau terbelenggu dalam Jalur Gaza, tanah kelahiranmu sendiri, saat itu pula kembali ku terbisu. Tiba-tuba saja mulutku kelu.

Kembali saat ini kau dipaksa menyingkir dari bumimu, terkubur dalam puing rumahmu sendiri karena keserakahan kaum Zionis. Kembali kau dipaksa berhijrah meninggalkan bumi para nabi hanya untuk mengalah. Memberikan sedikit ruang bagi para Zionis tengik untuk bernafas. Kembali pula ku diam. Hanya menatap kosong.

Sudah berapa tetes air mata yang telah kau keluarkan? Sudah berapa Liter darah jihad yang keluar dari dalam tubuhmu? Air mata kami disini mungkin tak dapat menghapus penderitaanmu. Doa kami disini mungkin tak dapat menghilangkan perihmu.

Aku hanya berharap, getir hati kami disini setidaknya dapat memakbulkan doa yang kami panjatkan untukmu. Sesungguhnya kami malu jika setiap hari hanya memandangimu tanpa ada yang dilakukan. Apakah dengan merasa sedih sudah cukup? Apakah doa kami cukup?

Maafkan kami. Jika sekali lagi kami hanya terpaku. Mungkin teriakan Allahu Akbar mampu menembus relung hatimu. Mengobarkan semangat Jihadmu. Bertahan di tanah kelahiranmu. Mempertahankan kemerdekaan Bumi para Nabi dari tangan zionis.

Kami mendukungmu. Doa kami menyertaimu.

Maaf jika hanya ini yang dapat kuberikan untukmu wahai saudaraku...

Wassalamualaikum..
Selengkapnya...

TRUTH IN BLACK AND WHITE

Kebenaran seperti hitam dan putih. Kekontrasan yang terpancar dari setiap sisi yang berbeda, dari berbagai sudut pandangnya. Kemudian ia menjadi seperti berada di wilayah abu-abu...
Aku harap kebenaran dan kejujuran bisa selalu menyelimuti kita.... Selengkapnya...

Efek Rumah Kaca - Kamar Gelap


Tenggal 19 Desember 2008 kemarin, tepat saat peringatan hari kelahiranku, saya merasa seperti mendapatkan kejutan. Ya, Efek Rumah Kaca meluncurkan album keduanya yang diberi nama ”kamar gelap”. Saya sedikit terkejut karena peluncuran album ini terkesan tiba-tiba dengan jangka waktu hanya setaun semenjak peluncuran album perdana mereka. Saya pun baru mengetahui ERK telah meluncurkan single-nya dari pesan singkat seorang teman dan mengetahui alum ini pun dari berita di milis.

Setelah mengubek-ubek toko-toko kaset di Jakarta dan Bekasi akhirnya saya pun berhasil mendapatkan CD mereka. Cover yang ditampilkan pun cukup eksentrik, seekor kambing yang terbungkam mulutnya oleh jepitan jemuran. Ternyata isinya lebih eksentrik lagi. Mereka menggabungkan seni bermusik mereka dengan balutan seni fotografi kontemporer Angki Purbandono, seorang seniman dan aktivis dari Ruang MES 56. Walhasil, jadilah album ini penuh kejutan. Kejutan tersebut tak habis sampai disitu, satu per satu ketika lagu-lagu dari album tersebut diperdengarkan menghadirkan kejutan tersendiri. Mereka masih layak dinobatkan sebagai penyelamat musik Indonesia. Mari kita simak satu per satu...

”Tubuhmu membiru... Tragis” intro dengan melodi yang renyah. Sangat pas dijadikan appetizer sebelum mendengarkan lagu lain. Nuansa psychadelic masih terasa kental. Bercerita tentang seseorang yang berada dalam ketinggian mendapatkan bisikan-bisikan halusinatif untuk terjun ke bawah.
”hidup tak selamanya linier, tubuh tak seharusnya linier//kulihat engkau terkulai//tubuhmu memiru...tragis”

”Kau dan Aku Menuju Ruang Hampa” distorsi yang menggebu di awal menjadikan lagu ini lebih terasa keras. Bercerita tentang arus ketidak pastian yang menghanyutkan.
”kau belah dadaku, mengganti isinya//dihisap piiranku, memori terhapus//terkunci muutku menjeritkan pahit”

”Mosi Tidak Percaya”, di awal sudah terasa unsur punk rock. Lagu yang bermuatan unsur politik, menceritakan ketidakpercayaan masyarakat terhadap pemerintah.
”ini masalah kuasa, alibimu berharga//kalau kami tak percaya, lantas kau mau apa!” .

”Lagu Kesepian” merupakan satu-satunya lagu cinta yang ada di album ini. Cholil, sang vokalis, pun mengatakan, ini lagu cinta yang tak ada kata cinta. Penuh dengan nuansa akustik bercerita tentang penagihan janji yang telah diberikan.
”oh, dimana terang yang kau janjikan...aku kesepian...”.

”Hujan Jangan Marah”, lagu yang telah diciptakan mereka sejak tahun 1999. Bercerita tentang situasi banjir besar yang menggenangi Jakarta. Lagu yang bernuansa pop progressive.
”lihatkah? Aku pucat pasi, sembilu hisapi jemari//setiap ku peluk dan menangisi hijau pucatnya cemara//yang sedih aku letih...”

”Kenakalan Remaja di Era Informatika” merupakan single pertama dari album ini. Judulnya yang menggelitik bercerita tantang penyelahgunaan perangkat digital oleh remaja zaman sekarang. Irama yang ceria sejak awal langsung mengingatkan saya pada Smashing Pumpkins.
”senang mengabadikan tubuh yang tak berhalang//padahal hanya iseng balaka”.

”Menjadi Indonesia”, lagu yang terinspirasi dari buku karangan Parakitri T. Simbolon dengan judul yang sama. Sangat nasionalis. Sebuah pengharapan kebangkitan Indonesia dari tidur panjangnya.
”ada yang runtuh//tamah ramahmu//beda teraniaya...”

”Kamar Gelap” bereloteh tentang situasi studio gelap untuk mencuci foto. Akustik di awal disambung dengan distorsi ringan dan menyegarkan.
”yang bicara adalah cahaya//dikonstruksi dikomposisi..”

”Jangan Bakar Buku”berisikan pesan betapa pentingnya buku untuk membuka jendela dunia. Sangat psychadelic, imajinatif. Suara Cholil berpadu dengan Vocal rendah Ade Firza Paloh (Sore). Bantuan gitar Iman Fatah (Lain, Zeke And The Popo) semakin membawa kita ke dunia lain.
“bait demi bait pemicu anestesi//hangus sudah, hangus sudah…”

“Banyak Asap Disana”, lagi-lagi lagu yang bertema lingkungan. Peringatan bagi para calon kaum urbanisasi ketika kota tak seindah mimpi.
”yang muda lari ke kota, berharap tanahnya mulia//kosong di depan mata, banyak asap disana...”

”Laki-laki pemalu” penuh dengan irama waltz, apalagi ditambah alunan kibor oleh Ramondo Gascoro (Sore) menjadikan suasana masa lalu terasa. Suara Ade Firza Paloh kembai membantu mengakhiri lagu dengan lembut. Bercerita tentang lelaki yang tak mampu menyatakan cinta.
”berharap gadis mengerti hatinya//tetes keringat mengalir mencoba melawan ragu...”

”Balerina” ending yang sangat tepat. Nuansa pop ceria di balut dengan petikan gitar (sounds like banjo) serasa mendengarkan lagu khas gurun nevada. Berisi penganalogian hidup dengan balerina.
”hidup bagai balerina//gerak maju berirama”

Dari ke-12 lagu tersebut masih tetap mencirikn ERK sebagai band yang cerdas. Berjalan di jalur pop, menggunakan lirik bahasa Indonesia namun tidak pasaran seperti lagu pada umumnya. Idealisme mereka masih tetap terlihat dari lagu-lagunya yang lebih banyak bercerita tentang masalah sosial kekinian, tak takut melawan arus. Bagi anda yang belum mendengar, lagu-lagu mereka layak masuk dalam playlist anda. Selengkapnya...

Tahun Baru????

Malam itu tidak begitu mendung, namun bintang tidak segemerlap seperti biasa. Aku sudah jenuh menonton acara di layar kaca yang isinya itu-itu saja. Sepertinya setiap akhir tahun menu yang disajikan selalu sama: Film2 yang pernah diputar di bioskop temanya horror atau teenage, dengan kehidupan borjuis atau tema cinta, kalau tidak acara panggung dengan band2 membawakan lagu mellow semellow-mellownya.

Saat waktu menunjukkan pukul 00.00 tiba-tiba saja saya terkejut. Ketika naik ke atas atap rumah, gemerlapan kota terlihat. Sajauh mata memandang percikan kembang api disana-sini. Aku jadi seperti melihat fatamorgana kehidupan. Gemerlap yang hanya sesaat.

Entahlah, bagiku pergantian tahun hanya ritual pergantian kalender yang terpampang di tembok. Setiap tahun baru, kalender yang usang segera diganti dengan yang baru.

Aku masih terduduk di atap rumah. Beberapa menit kemudian sepi mulai menyelimuti. Hanya beberapa sisa letupan kembang api yang ditembakkan ke udara. Langit kembali dingin. Entah berapa rupiah yang telah terbakar hari ini… Selengkapnya...

powered by Blogger | WordPress by Newwpthemes | Converted by BloggerTheme