making grafitty with vector

dalam membuat grafitty, media yang digunain gak harus selalu tembok. Berbagai media banyak digunakan oleh para bomber, antara lain mulai dari sepatu, kertas, kain, kaos, banyak lah...
tapi, saya memilih "ngebom" dengan media vector. selain lebih ramah lingkungan (karena gak menggunakan zat CFC yang ada di spray-paint), negbom via vector bisa diubah-ubah semau kita. tapi kelemahannya ya,,, gak bisa terlihat di tempat umum. kalo mau menggunakan media sticker dengan cara di cetak terlebih dahulu... Selengkapnya...

celebrating 100 years of national awakening with products


Selengkapnya...

Buku Tamu


Selamat datang kawan-kawan di blog yang sederhana ini. Semoga hidangan yang saya suguhkan bisa berkenan di hati dan bisa mengajak kawan-kawan mampir kembali menikmati suguhan-suguhan sederhana lainnya di sini. Oleh karena itu, sudi pulalah kawan-kawan untuk mengisi buku tamu ini, sekadar memberikan kritik atau saran, atau mungkin hanya meninggalkan jejak. Selamat menikmati...
Selengkapnya...

my characters was died

kadang, nonton sinetron itu bisa ngebunuh karakter diri kita yang sebenernya. Jadi, waspadalah! Selengkapnya...

somasi's new logo

Buat temen2 SOMASI. ini saya buatkan desain logo yang baru. Bukan logo resmi sih,,, tapi konsepnya lebih modern n fresh. Buat kaos atau jaket juga bisa. ada yang setuju? Selengkapnya...

alone

gak selamanya menyendiri itu buruk. Kadang dengan meneyendiri kita bisa merenungi makna hidup dan arti hidup sesungguhnya. mensyukuri apa yang kita miliki. jauh dari hingar bingar.
tapi kesendirian juga bisa membunuh diri kita sendiri. Selengkapnya...

Salju gurun

Di hamparan gurun yang seragam, jangan lagi menjadi butiran pasir. Sekalipun nyaman engkau di tengah impitan sesamamu, tak akan ada yang tahu jika kau melayang hilang.

Di lingkungan gurun yang serba serupa, untuk apa lagi menjadi kaktus. Sekaipun hijau warnamu, engkau tersebar dimana-mana. Tak ada yang menangis rindu jika kau mati layu.

Di lansekap gurun yang mahaluas, lebih baik tidak menjadi oase. Sekaliun rasanya kau sendiri, burung yang tinggi akan melihat kembaranmu disana-sini.

Di tengah gurun yang tertebak, jadilah salju abadi. Embun pagi tak akan kalahkan dinginmu, angina maam akan menggigil ketika melewatimu, oase akan jengah dan kaktus terperangah. Semua butir pasir akan tahu jika kau pergi, atau ekedar bergerak dua inci.

Dan setiap senti gurun akan terinspirasi karena kau berani beku dalam neraka, kau berani putih meski sendiri, karena kau… berbeda.

1998, Dewi Lestari (Dee)

Terdapat dalam Folosofi kopi

Prosa di atas menjadi sebuah inspirasi bagi saya untuk berani berbeda. Beda dalam artian mampu mengambil jalan lain dari apa yang biasa orang lain lakukan. Berani untuk melangkah lebih jauh dari kenyamanan, bukan berarti menyingkir, tapi mencari tempat yang lebih baik. karena apa? sebagai manusia kita tak boleh berhenti berproses, kita adalah makhluk dinamis. Mempunyai otak untuk membedakan apa yang sebaiknya dilakukan dan apa yang tidak. Selengkapnya...

Pendidikan nasinonal dalam kebangkitan nasional

Di bulan Mei ini selain kita memperingati apa yang dinamakan hari kebangkitan Nasional, kita juga memperingati Hari pendidikan Nasional. Setelah 100 tahun kebangkitan nasioanal gimana ya nasib pendidikan nasional? Udah ikut bangkit belum ya?

Kalo menurut saya, dari sisi kuantitas, pendidikan nasional tuh dah bangkit. Buktinya, sekarang banyak tuh instansi-instansi yang mengatasnamakan lembaga pendidikan. Tapi, dari sisi kualitas, pendidikan nasional masih jauh dari harapan. Kok bisa begitu ya?

Emang sih, sekarang banyak banget tuh lembaga pendidikan, tapi apa iya mereka itu bener-bener menerapkan pendidikan untuk bengsa secara umum. Yang namanya pendidikan tuh harusnya ada yang namanya transfer ilmu. Ilmu yang ditransfer juga ga cuma eksak atau pengetahuan umum. Tapi juga etika dan moral. Yang terjadi sekarang justru transfer etika dan moral inilah yang udah dilupain. Jadinya hasil dari pendidikan itu cuma pinter di bidang yang dipelajarin, untuk urusan moral dan etika, jangan ditanya, hasilnya nol. Buktinya, sekarang banyak kok orang-orang yang pinter manfaatin kepinterannya buat korupsi. Jadi pinter tapi keblinger.

Trus, yang namanya pendidikan nasional tuh harusnya untuk semua warga Negara tanpa terkecuali. Tapi, yang ada sekarang, pendidikan tuh seakan-akan Cuma milik para kapitais, pemilik modal. Buat bisa ngerasain pendidikan itu mahalnya bukan maen. Jadinya, bagi sebagian masyarakat kita, pendidkan buka dipandang sebagai kebutuhan primer, tapi Cuma sebatas kebutuhan tersier. Yah kalo bisa ngerasain sukur, nggak bisa ya nggak apa-apa.

Buat yang udah ngerasain pendidikan juga belum tentu beruntung. Kadang, kita harus ngadepin kesenjangan sosial yang makin keliatan di dalamnya. Iya, jadi otak tuh seakan-akan gak penting. Yang dipentingin asal lo punya duit, lo bakalan dapet apa yang lo mau. Sedangkan orang yang punya otak tapi ngga punya duit, yah Cuma bisa negdapetin apa yang bisa didapet.

Wah, kalo dijelasin panjang lebar bobroknya dunia pendidikan mah gak bakalan abis-abis. Lagian juga, kalo cuma wacana gak bakalan nyelesaiin masalah. Yang ada, buat yang udah ngerasain pendidikan n udah tau gimana pentingnya pendidikan untuk semua orang, harus bener-bener memanfaatkan kesempatan itu. Tingkatkan kemampuan intelektuaitas supaya bisa diaplikasiin. Setelah itu, kasih kontribusi nyata buat bangsa ini ke depan. Inget, pindidikan gak Cuma milik kapitalis tapi hak semua warga Negara. Setiap orang juga punya hak mengembangkan kemampuan intelektualitasnya, tanpa dibatasi. Dan setiap orang berhak punya mimpi dan untuk nentuin masa depannya.

Selengkapnya...

PERAN PEMUDA DALAM KEBANGKITAN BANGSA

“Berikan aku 10 pemuda, maka akan kuguncang dunia. Akan kupindah Gunung Mahameru”

Bung Karno pernah ngomong kayak gitu dalam pidatonya, tuh nunjukkin kalo peran pemuda itu seharusnya besar banget dalam menorehkan sejarah sebuah bangsa. Tanggal 20 Mei 1908, 9 orang mahasiswa STOVIA (sekolah kedokteran jaman Belanda) yang dipelopori oleh Sutomo membentuk sebuah organisasi yang dinamakan Boedi Oetomo. Berdirinya organisasi ini ngebangkitin semangat nasional untuk lepas dari kolonialisme pada masa itu. Makannya, momentum ini trus djadiin hari Kebangkitan Nasional.

100 tahun kemudian, sekarang kita udah punya banyak organisasi kepemudaan. Perkumpulan dan komunitas yang dibentuk oleh pamuda-pemuda banyak yang muncul kayak jamur di musim hujan. Tapi, kayak gak ada kordinasi antar perkumpulan itu. Dalam melakukan pergerakan gak ada isu-isu nasional yang diusung. Kebanyakan hanya berkaitan dengan kepentingan masing-masing kelompok, malah sering juga timbul konflik antar kelompok tersebut. Kesan intelektualitas dari pemuda juga dah mulai terkikis. Yang ada malah sering di cap anarkis. Gimana dong?

Kita, sebagai pemuda harus bisa manfaatin momentum ini. Udah saatnya bangkit n bergerak. Masa, semangat kita kalah sama pemuda-pemuda 100 tahun lalu. Inget, sekarang kita juga masih dalam sebuah penjajahan, Neo Imperialisme, sebuah penjajahan model baru. Emang iya?

Iya, jadi sadar atao ngga, sekarang kita masih berada di dalem kekangan penjajahan. Ga jauh beda sama jaman dulu. Yang beda tuh Cuma caranya. Kalo dulu tuh kita dijajah caranya disiksa, suruh kerja paksa, ga bisa ngrasain pendidikan, n laen-laen yang pokoknya ga ngenakin. Kalo sekarang kebalikannya. Kita dijajah dengan sesuatu yang enak-enak. Kita kayak docekokin (dimasukkin secara paksa; Red) budaya-budaya yang bikin kita terlena. Gaya hidup yang pragmatis n hedonis pun sekarang jadi melekat di image pemuda jaman sekarang. Yang diurusin tuh Cuma masalah-masalah sepele, yah kayak cinta-cintaan gitu. Masih mau di cap kayak begitu?

Sebagai pemuda, kita harus sadar kalo kita tuh harapan generasi berikutnya. Siapa lagi yang mimpin bangsa ini ke depan? Kalo kita trus-trusan ga merubah kebiasaan kita bakalan kehilangan sebuah generasi. Inget, orang-orang tua yang sekarang memimpin gak bakalan trus-trusan mimpin. Kita yang bakal ngeganti. Momentum 100 tahun kebangkitan nasional ini harus kita jadiin titik awal kita buat berubah. Seenggak-enggaknya kita harus mulai mikirin mau dibawa kemana bangsa ini nantinya. Harapan bangsa ini ada di pundak kita. Jangan disia-siain kepercayaannya. Tunjukkin kalo kita bisa. AYO BANGKIT PEMUDA!!! TUNJUKKIN KALO KITA BISA MENGGUNCANG DUNIA!!!

Selengkapnya...

Siapkah anda menjadi rakyat miskin?

Melonjaknya harga minyak dunia sampai memecahkan rekor harga tertinggi sepanjang masa mau gak mau membuat pemerintah kalang kabut. Harga minyak dunia yang mencapai US$ 120/barel ternyata ngaruh ke perubahan APBN untuk subsidi BBM di Negara kita sampe Rp 200 Trilyun. Pemerintah pun pusing nyari keputusan yang paling memihak ke rakyat, akhirnya yang dipilih itu ya menaikkan harga BBM sekitar 30% untuk mengurangi pembengkakkan subsidi tersebut. Alesan lainnya, pembengkakkan subsidi sampe segitu gedenya hampir 80%nya dinikmatin sama orang-orang menengah ke atas, trus buat orang-orang menengah kebawah mana?

Nah, hasil dari pengurangan subsidi ntu mau digunain pemerintah buat nambah BLT jadi BLT plus-plus (kayak film aja ya…) buat orang-orang menegah ke bawah. Pemerintah nganggep kalo dengan bantuan kayak gitu bisa ningkatin kesejahteraan rakyat miskin. Jatah subsidi jadi ga usah diboros-borosin cuma buat BBM. Tapi ada yang pemerintah lupa, gimana nasib dari orang-orang yang bener-bener ada di tengah? Yang ga miskin tapi dibilang kaya juga ngga. Kan kalo BBM naik semua harga juga naik?

Ntu dia masalahnya, orang-orang yang bener-bener di tengah, yang juga merupakan bagian terbesar dari seluruh penduduk ini bakalan kena dampaknya juga. Dengan penghasilan yang ga berubah, orang-orang ini, mungkin termasuk anda bakalan menghadapi naiknya harga-harga ngikutin naiknya harga BBM. Ya ototmatis daya beli juga jadi menurun. Trus orang-orang kaya gini harus gimana? demo? protes?

Ya solusinya kayaknya tinggal berhemat aja deh, belajar jadi orang miskin gitu deh. Mau protes kayak apa juga, mau demo sampe jungkir balik juga kalo harga minyak dunia udah naek ya ngga bisa diapa-apain lagi. Harga ntu kan merupakan hasil dari proses demand and supply. Jadi, positive thinking aja kalo pemerintah tuh dah usaha sekuat tenaga buat ngantisipasi itu. Buat orang-orang golongan menengah,kayak kita, tinggal bersiap aja buat turun golongan jadi menengah ke bawah. Kalo yang sedikit kreatif, sukur-sukur bisa nyari tambahan buat nutupin defisit penghasilan. Loh kok gitu? Trus apa gak gengsi tuh turun pangkat kayak gtu?

Yee, jaman sekarang mah kagak ada yang namanya gengsi-gengsian. Kalo masih ada mah bakalan susah hidupnya. Seenggak-enggaknya tinggalin gaya hidup konsumtif. Yang dulu suka belanja n borong apa yang ada kalo bisa tinggalin, belanja seperlunya aja. Kalo yang biasanya sering hang out kesana kemari, ya kurangin lah jatahnya. Pokoknya belajar lah hidup susah biar kalo nanti susah beneran udah gak kaget lagi J. Jadi gimana? Dah siap belom buat berubah status jadi orang miskin atau bahasa alusnya menegah ke bawah?

Selengkapnya...

Beri aku umpan dan kail

Tolong berikan aku umpan agar aku bisa memancing. Jangan kau beri ikan yang hanya cukup kumakan sekali lalu besok tak lagi bisa mencari.

Tolong berikan aku kail agar aku bisa terus memancing. Besok, besok dan besoknya lagi. Mendapatkan ikan bukan hanya sekali. Tetapi bisa ratusan bahkan ribuan kali.

Tolong berikan aku umpan dan kail karena aku bukan pemalas. Yang hanya menunggu pemberian setiap hari. Yang hanya menunggu uluran tangan agar bisa makan. Aku hanya ingin mencari agar bisa kunikmati jerih payahku sendiri.

(sebuah kritikan untuk program BLT)

Selengkapnya...

Mimpi-mimpi yang mati

Dahulu aku pernah mempunyai mimpi. Berwarna hijau meneduhkan mata. Dengan suara tetesan air mengalir tanpa henti menciptakan tetesan mimpi-mimpi kehidupan lainnya. Tiba-tiba suara gemuruh jejak kaki datang terdengar. Deru gergaji mesin memporakporandakan mimpi itu. Desir lantunan kehidupan sayup-sayup berlalu sampai akhirnya menghilang. Air tidak lagi terdengar menetes, namun menderu bagai mesin pelumat massa. Tiba-tiba saja mimpiku terkubur hidup-hidup tanpa bisa melawan dan akhirnya mati menghilang.

Kemudian aku merawat mimpi yang baru, bukan mimpi hijau seperti dahulu. Tapi mimpi itu juga mati muda. Terkurung dalam jeruji besi pengap. Dengan selongsong peluru berkarat bersarang di jantungnya. Terkoyak dengan ribuan hujaman belati. Dan akhirnya hilang tanpa jejak bagai tertelan bumi.

Kemarin aku telah memiliki mimpi lagi. Kali ini ku kira mimpi itu akan hidup lebih lama tak seperti mimpi-mimpi sebelumya. Tapi ternyata di pagi hari kutemukan mimpi itu menggantung di gantungan daging tempat penjagalan hewan yang kosong karena memang tak ada potongan daging yang tergantung. Lehernya tercekik dengan lonjakkan harga dengan tubuh yang mengering seakan tak terjangkau oleh pangan.

Semalam lagi-lagi aku punya mimpi. Mimpi itu mengenakan toga dengan transkrip nilai menunjukkan angka cumlaude terpegang di tangan. Tetapi, lagi-lagi ia juga mati ketika buku-buku terbakar bersamaan dengan seragam yang hanyut. Tempat mimpi itu hidup sebelumnya juga telah roboh, bobrok dimakan usia. Meja-mejanya pun habis termakan rayap yang kelaparan.

Keesokan harinya, aku merasa tak ingin memiliki mimpi. Lebih baik kugugurkan dia selagi masih menjadi janin. Sebelum dia dewasa dan tumbuh menjadi utopia. Lalu kubiarkan ia mati sebelum saatnya…

Selengkapnya...

powered by Blogger | WordPress by Newwpthemes | Converted by BloggerTheme